ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL ATAS PRODUK (Studi Kasus di CV. Graceful Grantika)

Authors

  • Husein Tuasikal Poltek LP3I Jakarta
  • Ahmad Samsuri Ajiz CV.Graceful Grantika

DOI:

https://doi.org/10.58738/kendali.v1i2.39

Keywords:

Biaya Produksi, Harga Jual, Full Costing

Abstract

 

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan CV. Graceful Grantika dan perhitungan berdasarkan metode full costing. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan menggunakan metode full costing terdapat selisih harga yaitu sebesar Rp.27/ Lembar Dimana Harga Pokok Produksi menurut perusahaan adalah sebesar Rp 2.259 / Lembar sedangkan perhitungan harga pokok menurut metode Full Costing adalah sebesar Rp 2.286 / Lembar. Perbedaan perhitungan ini tentu berpengaruh terhadap laba yang diperoleh oleh Perusahaan CV. Graceful Grantika. Dimana bila menggunakan perhitungan menurut perusahaan, laba yang diperoleh dari penjualan tersebut adalah sebesar Rp 169.598.000 sedangkan bila menggunakan metode full costing, keuntungan yang di peroleh perusahaan adalah sebesar Rp 165.737.000. Sehingga terjadi selisih keuntungan sebesar Rp.3.861.000. Perbedaan ini terjadi karena adanya biaya-biaya yang tidak dimasukkan ke dalam perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh pihak divisi Costing, yaitu biaya transportasi, biaya pengiriman dan biaya gaji karyawan untuk staff quality.

References

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL ATAS PRODUK

(Studi Kasus di CV. Graceful Grantika)

Husein Tuasikal1, Ahmad Samsuri Azis2

Politeknik LP3I Jakarta

Jl. Kramat Raya No.7-9, RT.4/RW.2, Kramat, Kec. Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10450

CV.Graceful Grantika

Jl. Kepu Timur, RT.13/RW.5, Kemayoran, Central Jakarta City, Jakarta 10620

E-mail: iht.tlm2020@gmail.com1, ahmadsamsuriajiz@gmail.com2

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan CV. Graceful Grantika dan perhitungan berdasarkan metode full costing. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan menggunakan metode full costing terdapat selisih harga yaitu sebesar Rp.27/ Lembar Dimana Harga Pokok Produksi menurut perusahaan adalah sebesar Rp 2.259 / Lembar sedangkan perhitungan harga pokok menurut metode Full Costing adalah sebesar Rp 2.286 / Lembar. Perbedaan perhitungan ini tentu berpengaruh terhadap laba yang diperoleh oleh Perusahaan CV. Graceful Grantika. Dimana bila menggunakan perhitungan menurut perusahaan, laba yang diperoleh dari penjualan tersebut adalah sebesar Rp 169.598.000 sedangkan bila menggunakan metode full costing, keuntungan yang di peroleh perusahaan adalah sebesar Rp 165.737.000. Sehingga terjadi selisih keuntungan sebesar Rp.3.861.000. Perbedaan ini terjadi karena adanya biaya-biaya yang tidak dimasukkan ke dalam perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh pihak divisi Costing, yaitu biaya transportasi, biaya pengiriman dan biaya gaji karyawan untuk staff quality.

Kata kunci: Biaya Produksi, Harga Jual, Full Costing

PENDAHULUAN

Pesatnya kemajuan dunia usaha saat ini dalam skala besar maupun kecil memiliki peran penting dalam sektor perekonomian. Banyaknya perusahaan yang terus bermunculan, maka timbul suatu persaingan di antara industri sejenis. Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan dan beroperasi, tentu memiliki suatu tujuan atau rencana yang akan dicapai. Dari sekian banyak tujuan tersebut, yang paling utama adalah mendapatkan keuntungan atau laba. Begitu pun dengan perusahaan kecil dan menengah yang menghasilkan sesuatu untuk memperoleh keuntungan atau laba.

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan terutama adalah meningkatkan jumlah produksi agar dapat mencapai laba yang optimal. Hal ini hanya dapat terlaksana jika di tunjang oleh pengelolaan manajemen perusahaan secara efisien dan efektif. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa dalam pengelolaan manajemen perusahaan, faktor yang dapat menunjang perusahaan dalam mencapai tujuannya salah satunya adalah ketepatan dalam hal pengambilan keputusan, yakni pengendalian biaya produksi.

Pengendalian biaya produksi yang mapan dimaksudkan agar tercapai hubungan timbal balik dan saling menunjang antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lainnya. Suatu Kriteria yang penting adalah seberapa jauh suatu perusahaan menetapkan kalkulasi biaya produksi yang bebas dan berdiri sendiri dalam suatu perusahaan. Salah satu faktor yang dapat menunjang suksesnya masing-masing bagian dalam mencapai tujuannya adalah adanya suatu penentuan harga pokok produksi. Peranan harga pokok produksi dalam perusahaan sangatlah penting. Dikatakan kalkulasi harga pokok produksi sangat penting dalam perusahaan, sebab dengan kalkulasi harga pokok produksi maka dapat diketahui berapa besar jumlah harga pokok produksi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atas, dengan metode penentuan harga pokok produksi dalam kegiatan industri maka akan berpengaruh terhada plaba yang akan dicapai, khususnya dalam perhitungan laba rugi. Dengan pentingnya peranan metode penentuan harga pokok produksi dalam kegiatan operasional perusahaan, maka perlunya penggunaan metode penentuan harga pokok produksi yang tepat dalam kegiatan operasional perusahaan.

Perusahaan membutuhkan manajemen yang dapat bekerja dengan baik dan efisien dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini. Sebab manajemen dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan perusahaan yang telah dicapai di masa lalu. Demikian pula halnya keputusan yang diambil untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik intern maupun ekstern perusahaan seperti keputusan harga pokok produksi dan harga jual. Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijakan di bidang pemasaran atau bidang keuangan melainkan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembelian produk juga mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan.

Keputusan penentuan harga jual sangat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan. Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang seksama dan hati-hati. Penentuan harga jual berhubungan dengan Kebijakan penentuan harga jual dan Keputusan penentuan harga jual Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan sikap manajemen terhadap penentuan harga jual produk atau jasa. Kebijakan tersebut tidak menentukan harga jual, namun menetapkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan aturan yang perlu diikuti dalam penentuan harga jual. Keputusan penentuan harga jual adalah penentuan harga jual produk atau jasa suatu organisasi yang umumnya dibuat untuk jangka pendek. Keputusan ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas, dan tujuan organisasi.

Harga jual dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain biaya, jenis produk, tujuan perusahaan khususnya laba yang diharapkan, tipe pasar yang dihadapi dan elastisitas permintaan. Harga jual yang tepat yaitu bila dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membuat dan memasarkan produk yang dihasilkan perusahaan serta dapat menghasilkan laba yang optimal. Menurut definisi sederhana, harga jual adalah jumlah uang yang di bebankan atas suatu produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Keputusan penentuan harga dianggap merupakan suatu keputusan tunggal yang lebih penting yang harus diambil seorang manajer.

Secara historis, harga merupakan penentu utama dalam pilihan pembeli. Penetapan dan persaingan harga telah dinilai sebagai masalah utama yang dihadapi eksekutif pemasaran. Namun banyak perusahaan tidak menangani harga dengan baik. Harga jual dalam dunia percetakan sangat menentukan dimana suatu perusahaan menjual dengan harga terlalu tinggi maka pelanggan akan beralih ke tempat lain, dengan demikian sebisa mungkin suatu perusahaan harus menjual dengan harga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Untuk memenuhi kebutuhan baik Industri maupun masyarakat luas akan Cetak Digital dan Offset Printing yang berkualitas maka, CV. Graceful Grantika sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Digital Printing dan Percetakan Offset berupaya untuk menghasilkan cetakan-cetakan dengan kualitas terbaik namun tetap dengan harga yang kompetitif.

Akuntansi secara garis besar dibagi menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri yang terpisah dari dua tipe akuntansi tersebut, namun merupakan bagian dari keduanya. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan pula untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam perusahaan. Dalam hal ini akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan demikian akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Proses akuntansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan demikian akuntansi biaya dapat merupakan bagian dari akuntansi keuangan.

Di masa lalu, akuntansi biaya sering kali dianggap terbatas kemampuannya dalam perhitungan biaya persediaan untuk penyajian dalam neraca dan yang berhubungan dengan angka harga pokok penjualan dalam perhitungan laba rugi. Pandangan ini membatasi ruang lingkup informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengambil keputusan seperti halnya kalkulasi biaya persediaan yang sesuai dengan pelaporan yang diharuskan menurut undang-undangan perpajakan dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Akuntansi biaya biasanya hanya dianggap berlaku untuk operasi pabrikasi. Namun dalam dunia ekonomi dewasa ini, setiap jenis dan ukuran organisasi dapat mengambil manfaat dari penggunaan konsep dan teknik akuntansi biaya.

Menurut Mulyadi (2018:7), Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi adalah biaya. Menurut Bastian dan Nurlela (2013:4) Akuntansi Biaya adalah bidang ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur dan pelaporan informasi biaya yang digunakan. Di samping itu akuntansi biaya juga membahas tentang penentuan harga pokok dari “suatu produk” yang diproduksi dan dijual kepada pemesan maupun untuk pasar, serta untuk persediaan produk yang akan dijual, sedangkan menurut Hongren, dkk (2008:3) akuntansi biaya mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam satu organisasi. Pendapat yang sama disampaikan oleh Armanto Witjaksono (2013:4) akuntansi biaya merupakan seni, dalam pengertian bahwa akuntansi biaya merupakan bagian disiplin ilmu sosial yang karakteristiknya antara lain didasarkan atas suatu set asumsi tertentu. Asumsi tersebut dapat diungkapkan baik secara implisit maupun eksplisit, dan perhitungan dalam akuntansi biaya sebenarnya merupakan abstraksi dari dunia nyata (model), yang tentu saja memiliki berbagai keterbatasan pada set asumsi yang membentuk model itu sendiri.

Manfaat akuntansi biaya menurut Amanto Witjaksono (2013:5) adalah; 1) sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk barang dan jasa; 2) sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban; 3) sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi, misalnya saja untuk kepentingan pajak. Di dalam Akuntansi Biaya Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan.

Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu;

Penentuan biaya produk;

Pengendalian biaya dan

Pengambilan keputusan khusus.

Untuk memenuhi tujuan penentuan cost produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk dan penyerahan jasa. Biaya yang di kumpulkan dan disajikan adalah biaya yang terjadi di masa lalu atau biaya historis.

Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari analisis penyimpangan dan penyebabnya tersebut manajemen akan dapat mempertimbangkan tindakan koreksi, jika itu perlu dilakukan. Dari analisis ini juga manajemen puncak akan dapat mengadakan penilaian para manajer bawahannya.

Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan. Aspek perilaku manusia dalam akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya adalah besar. Dengan demikian akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya merupakan bagian dari akuntansi manajemen. Pengembalian keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi yang akan datang.

Akuntansi biaya untuk pengambilan keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang (future cost) Informasi biaya ini tidak di catat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Menurut Mulyadi (2018:7) biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Terdapat empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas antara lain: 1) biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi; 2) diukur dalam satuan uang; 3) yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi; 4) pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu, sedangkan biaya dalam artian sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Untuk penggolongan biaya digolongkan menurut; 1) objek pengeluaran; 2) fungsi pokok dalam perusahaan; 3) hubungan biaya dengan sesuatu yang di biayai; 4) perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan; 5) Jangka waktu manfaatnya.

Bagi sebuah perusahaan baik di bidang perdagangan, jasa, maupun industri, penghitungan dan penyusunan harga pokok adalah suatu hal yang penting. Untuk itulah diperlukan adanya penyusunan harga pokok yang tepat dan rasional, tepat dan wajar yang dimaksud di sini ialah semua biaya yang menjadi beban sebagai harga pokok menunjukkan hal yang wajar dan unsur- unsur harga pokok itu sendiri dapat dialokasikan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar dan George Foster (2008:45) harga pokok produksi (cost of goods manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan, sedangkan menurut Mursyidi (2010:14) harga pokok adalah biaya yang telah terjadi (expired cost) yang belum dibebankan/dikurangkan dari penghasilan. Harga pokok ini membentuk suatu harta (assets) Pada saat mengeluarkan sejumlah uang atau aktiva yang dapat dinilai dengan uang untuk memperoleh aktiva lainnya maka nilai tersebut disebut harta pokok aktiva yang diperoleh. Dengan kata lain nilai uang yang melekat atau diperhitungkan pada suatu aktiva disebut dengan harga pokok.

Istilah lain untuk harga pokok adalah nilai/harga perolehan. Armanto Witjaksono (2013:16) mendefinisikan harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (Asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban (expense) Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur harus mengetahui unsur-unsur biaya produksi, namun harus terlebih dahulu memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan biaya produksi. Biaya produksi menurut Bastian dan Nurlela (2013:12) adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Biaya bahan langsung menurut Bastian et.al (2013;12) adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produksi selesai. Biaya bahan baku menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, dan George Foster (2008:43) adalah: “biaya bahan langsung (direct material costs) adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis”.

Biaya Tenaga Kerja Langsung menurut Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, dan George Foster (2008: 43) adalah biaya tenaga kerja manufaktur langsung (direct manufacturing labour cost) meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis”. Selanjutnya biaya overhead pabrik menurut Bastian dan Nurlaela (2013:12) adalah biaya selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam mengubah bahan baku menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.

Menurut Bastian dan Nurlela (2013:12) biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen: 1) bahan baku tidak langsung (bahan pembantu penolong) adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai, 2) tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produksi selesai, 3) biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.

Perusahaan manufaktur dalam menentukan harga pokok pesanan menggunakan dua metode (Mulyadi 2018:16) antara lain: 1) Metode harga pokok pesanan (job order costing) yaitu biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan biaya produksi persatuan produk untuk memenuhi pesanan tersebut, 2) Metode harga pokok proses (proses costing) yaitu biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tersebut dihitung dengan cara dibagi total biaya produksi untuk periode tertentu dengan jumlah satuan produksi yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Menurut Mulyadi (2018:17) Penentuan harga pokok adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam cost produksi terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap; sehingga dapat disimpulkan bahwa harga pokok produk metode full costing adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead tetap, biaya overhead variabel.

Metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Menurut Mas’ud Machfoed variabel costing adalah “Suatu metode penentuan harga pokok dimana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok. Pendekatan variabel costing dikenal sebagai contribution approach merupakan suatu format laporan laba rugi yang mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya dimana biaya-biaya dipisahkan menurut kategori biaya variabel dan biaya tetap dan tidak dipisahkan menurut fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Penjelasan di atas di tarik kesimpulan bahwa harga pokok produksi metode variabel costing terdiri antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel.

Dalam kaitan dengan sistem harga pokok produk dapat digunakan sistem harga pokok sesungguhnya dan sistem harga pokok sistem harga pokok yang ditentukan di muka. Harga pokok sesungguhnya adalah system pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati; sedangkan sistem harga pokok ditentukan di muka dari sistem harga pokok taksiran (estimated cost system) dan sistem harga pokok standar (standard cost system.)

Sistem harga pokok sesungguhnya (actual cost system) adalah sistem pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok atau biaya yang sesungguhnya dinikmati, sedangkan sistem harga pokok yang ditentukan di muka terdiri dari: 1) sistem harga pokok taksiran (estimated cost system) yang merupakan salah satu sistem harga pokok yang ditentukan untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan menentukan taksiran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, langsung, dan biaya overhead pabrik di waktu yang akan datang, 2) Sistem Harga Pokok Standar merupakan salah satu sistem harga pokok yang ditentukan di muka untuk mengolah produk atau jasa tertentu dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Semua komponen biaya sebagaimana tersebut di atas, digabung dan dihitung secara keseluruhan untuk kemudian di bagi dengan volume produk atau jasa yang dihasilkan untuk menentukan harga jualnya.

Harga jual didefinisikan sebagai jumlah uang atau nilai yang ditetapkan untuk ditukar dengan suatu barang atau jasa. Harga Jual didefinisikan sebagai jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Harga jual biasanya dibuat secara berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal. Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru mencerminkan biaya saat ini (current cost) atau masalah biaya masa depan (future cost), kondisi pasar, reaksi pesaing, laba atau return yang dinginkan, dan sebagainya. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup semua ongkos dan untuk mendapatkan laba.

Dalam penentuan harga, seorang manager harus dapat menentukan secara tepat sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan dapat mempertahankan kontinuitas usaha perusahaan. Harga adalah satu-satunya unsur dalam marketing-mix yang menghasilkan pendapatan berupa uang, sedangkan unsur lainnya adalah biaya. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa harga merupakan jumlah nilai yang dipertukarkan para konsumen untuk mencapai manfaat penggunaan produk- produk dan jasa-jasa. Secara singkat dapat pula dikatakan bahwa harga merupakan jumlah uang yang dibebankan pada produk atau jasa.

Dari sudut pandangan produsen atau penjual, harga adalah merupakan penjumlahan dari biaya produk yang dijual, biaya administrasi dan penjualan serta keuntungan. Penentuan harga jual memungkinkan konsumen membandingkan nilai, menstimulasi produksi, dan mengalokasikan sumber-sumber menjadi penggunaan yang lebih produktif. Harga suatu produk memungkinkan pembeli mengira-ngira nilai atau dibandingkan dengan harga barang lain. Bila harga barang mahal, maka mutu barang juga baik. Di samping itu harga juga dapat memberi sinyal kepada produsen, bahwa produsen harus menambah jumlah produksi lagi atau mengurangi produksinya.

Dalam kondisi ekonomi makro harga mempunyai peranan penting yaitu sebagai pengatur dasar sistem ekonomi, sebab mempengaruhi pemilihan faktor-faktor produksi. Harga membuat pembatasan produksi secara rasio. Dengan adanya harga menyebabkan produsen dan konsumen berfikir rasional dulu sebelum bertindak. Sedangkan dalam kondisi mikro yaitu kondisi perusahaan itu sendiri, harga produk atau jasa merupakan penentu utama dari permintaan pasar untuk produk tersebut. Harga suatu produk juga mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Harga juga mempengaruhi persepsi konsumen tentang suatu produk.

Pada perusahaan manufaktur, jasa atau perdagangan, metode penentuan harga jual yang sering dipakai adalah:

Gross Margin Pricing, umumnya digunakan oleh perusahaan perdagangan dimana perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual, sehingga tidak banyak aktiva yang digunakan. Dalam metode ini pertama- tama menentukan persentase tertentu di atas harga (cost) produk yang dibeli, yang sering disebut “Markup” = Cost Produk + (% Mark Up x Dasar Penentuan Mark Up),

Direct Cost Pricing Metode ini dikenal dengan nama “Marginal Income Pricing”, yaitu penentuan harga jual yang hanya memperhitungkan biaya-biaya yang berhubungan secara proporsional dengan volume atas penjualan sehingga menghasilkan margin income. Metode ini secara matematis dirumuskan sebagai berikut: (biaya produksi variabel + biaya lain-lain variabel)+ % yang diinginkan x dasar penentuan laba),

Time and Material Pricing, metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan-perusahaan jasa. Dalam metode ini tarif ditentukan dari upah langsung dan tarif lainnya dari bahan baku masing-masing, tarif ini dijadikan satu ditambah jumlah tertentu dari biaya tak langsung serta laba yang diinginkan.

Return on Capital Employed Pricing, Dalam metode ini prosedurnya yaitu dengan menentukan persentase Mark-Up dari Capital Employed, yaitu kapital (cosset) yang dianggap mempunyai peranan dalam memproduksi barang. Secara matematis metode ini dirumuskan sebagai berikut: harga jual = total cost + (% x total capital employed) : volume penjualan dalam unit,

Cost Plus Pricing, Penentuan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing didapat dari penambahan harga pokok produk dasar dengan Mark-Up, atau “ Harga pokok dasar + Mark Up = harga jual yang ditetapkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh dan menganalisis data yang ada. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan fakta yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya-upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi.

Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu. Subjek bagian keuangan, PPIC dan purchasing, dan Produksi dan finishing dan Supplier perusahaan, sedangkan Objek Penelitian adalah: biaya-biaya yang digunakan selama proses produksi, metode penentuan harga pokok produksi dan metode penentuan harga jual produk. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah; observasi, wawancara dan dokumentasi yang antara lain terdiri dari latar belakang berdirinya perusahaan, struktur organisasi, catatan biaya produksi, data perhitungan harga pokok produksi, catatan penjualan dan data purchase order dari customer dan data purchase order untuk supplier dan vendor.

Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Hasil analisis data selanjutnya diinterprestasikan dan buatkan kesimpulannya. Langkah-langkah yang di lakukan dalam menyelesaikan rumusan masalah adalah: 1) Mendeskripsikan perhitungan pokok produksi perusahaan dengan menjabarkan biaya- biaya produksi yang di keluarkan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2) Menentukan prosedur penentuan harga pokok produksi berdasarkan perhitungan perusahaan dan pendekatan Full Costing,. 3) Membandingkan prosedur perhitungan harga pokok produksi dari kajian teori / pustaka dengan prosedur perusahaan, 4) Mendeskripsikan perhitungan harga jual menurut perusahaan berdasarkan data yang diperoleh seperti biaya non produksi dan prosentase laba yang digunakan oleh perusahaan.

Penentuan prosedur harga jual produk menurut metode Cost Plus Pricing melalui tahapan berikut: 1) Mengumpulkan data produksi dan non produksi dalam periode tertentu, 2) Mendeskripsikan dan melakukan penghitungan harga pokok sesuai metode Cost Plus Pricing yaitu: harga pokok dasar + markup = harga jual yang ditetapkan, 3) Menghitung harga satuan setiap elemen biaya yaitu jumlah elemen biaya tertentu dibagi dengan jumlah produksi, 4) Membandingkan prosedur perhitungan harga jual menurut perusahaan dengan metode Cost Plus Pricing, 5) Melakukan analisis terhadap perbandingan tersebut untuk mendapatkan hasil apakah ada perbedaan dengan teori.

HASIL DAN ANALISIS

Dalam penelitian ini, penulis berfokus pada pembuatan Hanger Plossa Reguler yang dipesan oleh PT. Sari Indah Enesis dengan jumlah pesanan sebanyak 78.000 pcs dan 65.000 pcs, di total menjadi 143.000 pcs

Nama Customer PT. Sari Indah Enesis

No. PO Customer Jumlah Pesanan

78.000 Pcs

65.000 Pcs

Total Pesanan 143.000 Pcs

a. Unsur - unsur yang terkait di dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi

Di dalam memproses pesanan hanger plossa regular milik PT. Sari Indah Enesis, perusahaan CV. Graceful Grantika memerlukan beberapa unsur-unsur yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok produk dalam hal ini adalah hanger plossa regular. Adapun unsur-unsur yang terkait di dalam perhitungan harga pokok produksi di dalam Hanger Plossa Regular adalah: 1) Bahan baku langsung, dalam proses pembuatan hanger plossa regular adalah Kertas Duplek 310 gsm, bahan tersebut kami pesan di Toko Kertas Indo Jaya. Selain duplek 310 gsm, ada plastic PVC 0,08 mm yang diproses di CV. Gamea., 2) Tenaga Kerja Langsung, di dalam proses pengerjaan hanger plossa regular, CV. Graceful Grantika tidak melibatkan tenaga kerja langsung di dalam proses produksi. Hal ini dikarenakan proses produksi pesanan tersebut dilakukan oleh Vendor CV. Graceful Grantika. Proses cetak ini dilakukan di CV. Indah Sakti selaku pemilik mesin cetak SM52, 3) Biaya Overhead, terdiri dari beberapa unsur yang berkaitan di dalam proses produksi, antara lain, 3.1) bahan baku tidak langsung, Hanger Plossa Reguler selain membutuhkan bahan baku langsung berupa karton duplek 310 gsm, komponen lain yang terdapat di Hanger Plossa Reguler yang penting adalah Eye Let, Tali katun, Plastik Mika PVC. Komponen ini di assembly di vendor kami yang bernama CV. Gamea, di CV. Gamea dilakukan proses pembuatan kantong dan body hanger, pemasangan mata ayam dan tali katun. Di proses ini, barang sudah jadi dan siap kirim, 3.2) Tenaga Kerja Tidak Langsung, tenaga kerja tidak langsung yang terlibat di dalam proses hanger plossa adalah staff driver yang bertugas untuk menghantarkan hanger plossa ke PT. Sari Indah Enesis yang ada di Cikarang, 3.3) biaya tidak langsung lainnya, masih ada unsur lainnya yang terlibat di dalam proses in, yaitu Proses pembuatan Pisau pond dan Proses Pond. Proses ini biasanya dilakukan di Kreasi Jaya Abadi selaku vendor yang khusus membuat pisau pond dan proses Pond. Selain itu, untuk mencetak karton duplek di perlukan plate CTP untuk media transfer tinta dari Mesin SM52 ke duplek. Plate CTP ini biasa kami pesan di Sahabat CTP dan Proses Cetak SM52 di CV. Indah Sakti.

Gambar: 1. Flow Chart Perhitungan Harga Pokok Produksi

Adapun deskripsi perhitungan harga pokok produksi menurut Perusahaan dan perhitungan menurut full costing adalah sebagai berikut: a) Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan, berikut deskripsi perhitungan harga pokok produksi yang di lakukan oleh CV. Graceful Grantika di dalam memproses pesanan Hanger Plossa Reguler, a) Biaya Bahan Baku Langsung di dalam memproses dan mencetak karton hanger plossa, CV. Graceful tidak melakukannya sendiri, melainkan melibatkan vendor lain untuk memproses karton hanger plossa. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu di dalam memproses karton plossa tersebut. Total PO dari Customer sebanyak 143.000 Pcs, sedangkan di gudang CV. Graceful Grantika ada buffer stock karton sebanyak 4.000 Pcs. CV. Graceful Grantika sendiri mengerjakan sebanyak 60.000 pcs dan PT.APP sebanyak 79.000 pcs.

Tabel: 1. Rencana Cetak, Buffer Stock & Kemampuan Produksi

Qty Cetak Buffer Stock CV. Graceful Grantika PT. APP

000 Pcs 4.000 Pcs 60.000 Pcs 79.000 Pcs

b. Biaya Kertas Duplek 310 gsm, berikut perhitungan biaya bahan baku kertas duplek 310 gsm yang di proses oleh CV. Graceful Grantika untuk quantity sebanyak 60.000 pcs. 60.000 pcs di bagi 3 mata cetakan

= 20.000 Lembar ukuran 50 x 29. 20.000 Lembar di tambah 500 Lembar untuk insheet cetakan. Total 20.500

Lembar ukuran 50 x29. 1 Lembar Plano dapat 5 Lembar ukuran 50 x 29 Jadi, kebutuhan untuk 20.500 Lembar.

uk. 50 x 29 sebanyak 4.100 Lembar ukuran 79 x 109.

Tabel: 2 Kebutuhan Kertas Duplek 310 gsm

Quantity Kebutuhan Kertas Duplek 310 gsm 60.000 Pcs

Plate 3 Mata 20.000 Pcs

Insheet 500 Pcs 20.500 Pcs

Lembar Plano dapat 5 Pcs 4.100 Pcs

Lembar Plano @ Rp 3.968 Rp.16.268.845

Tabel: 3 Biaya untuk proses cetak karton hanger plossa di PT.APP adalah

No Nama Item Qty Harga Total

Karton Duplek 310 gsm 79,000 Rp 310 Rp 24,490,000

Tabel: 4 Total untuk biaya pembelian kertas Duplek 310 gsm

Tabel: 5 Biaya Plate CTP

No Nama Item Qty Harga Total

Plate CTP SM 52 4 Rp 14,500 Rp 58,000

Tabel: 6 Biaya Cetak SM 52

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

Biaya Cetak 1 Rp 260,000 Rp 260,000

Druck Kertas 18,300 Rp 75 Rp 1,372,500

Total Pengeluaran Rp 1,632,500

Tabel.: 7 Biaya Pembuatan Pisau Pond

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

Biaya Pisau Pond 1 Rp 290,000 Rp 290,000

Biaya Pond 1 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000

Total Pengeluaran 2 Rp 1,790,000

Total Biaya Keseluruhan dalam memproses cetakan karton hanger plossa dengan quantity sebanyak

000 pcs yang dikerjakan oleh CV. Graceful Grantika dan PT. APP sebesar

Biaya Kertas Duplek 310 gsm Rp 40,758,845

Biaya Cetak Mesin SM 52 Rp 1,632,500

Biaya Plate CTP Rp 58,000

Biaya Pisau Pond dan Pond Rp 1,790,000

Total Biaya Keseluruhan Rp 44,239,345

Biaya Overhead, Biaya Overhead yang harus di keluarkan oleh CV. Graceful Grantika di dalam memproses pekerjaan Hanger Plossa milik PT. Sari Indah Enesis antara lain. Plastik PVC 0.08 mm, Eyeled dan Tali katum 40 cm. Semua ini dilakuan di CV.Gamea yaitu proses Assembly dan Finishing Proses. Proses ini berupa pembentukan kantong dan body Hanger dari pastik PVC dan karton duplek 310 gsm serta pemasangan eyeled dan Tali katun. Setelah proses ini selesai dan di packing,maka produk sudah siap di kirim ke Customer.

Tabel: 8 Biaya yang dikeluarkan CV. Graceful kepada CV. Games

No Nama Item Qty Harga Total

Assembly Plastik dan karton 143,000 Rp 1,950 Rp 278,850,000

Tabel: 9 Harga pokok Produksi hanger plossa regular pesanan PT. Sari Indah Enesis

No Nama Item Total Biaya

Bahan Baku Langsung

Kertas Duplek 310 gsm Rp 40,758,845

Biaya Cetak Mesin SM 52 Rp 1,632,500

Biaya Plate CTP Rp 58,000

Biaya Pisau Pond dan Pond Rp 1,790,000

Biaya Overhead

Biaya Assemby Plastik dan karton

Rp

,850,000

Total Harga Pokok Produk Rp 323,089,345

Dari tabel: 9, dapat dihitung harga pokok produksi per lembar sebesar Rp.323.089.345/134.000 pcs = Rp.2.259. Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan harga pokok produksi menurut full costing sebagai berikut:

a. Biaya bahan baku langsung:

a.1. Bahan Baku Duplek 310 grm

No Nama Perusahaan Pengeluaran

CV. Graceful Grantika Rp 16.268.845

PT.APP Rp 24.490.000

Total Biaya Keseluruhan Rp 40.758.845

a.2. Biaya Plate CTP

No Nama Item Qty Harga Total

Plate CTP SM 52 4 Rp 14,500 Rp 58,000

a.3. Biaya Cetak SM 52

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

Biaya Cetak 1 Rp 260,000 Rp 260,000

Druck Kertas 18,300 Rp 75 Rp 1,372,500

Total Pengeluaran Rp 1,632,500

a. 4. Biaya Pembuatan Pisau Pond

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

Biaya Pisau Pond 1 Rp 290,000 Rp 290,000

Biaya Pond 1 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000

Total Pengeluaran 2 Rp 1,790,000

b. Biaya Overhead

b.1 Biaya Bahan Baku Tidak langsung

No Nama Item Qty Harga Total

Assembly Plastik

dan karton 143,000 Rp 1,950 Rp 278,850,000

b.2. Biaya Pengiriman, untuk mengiriman barang hanger plossa dengan quantity 143.000 pcs, membutuhkan setidaknya 4 kali pengiriman dengan quantity pengiriman sekali kirim sebanyak kurang lebih 35.750 Pcs dengan anggaran biaya pengiriman sekali kirim adalah sebesar Rp 850.000, Jadi biaya untuk pengiriman hanger plossa sampai dengan close Po sebesar Rp 3.400.000

No Nama Item Qty Harga Total

Biaya Pengiriman 4 Rp 850,000 Rp 3.400,000

b. 3. Biaya Transportasi, selama proses produksi hanger plossa berlangsung, ada staff quality yang memantau, mengawasi dan mengecek kualitas dan kelancaran produksi. Untuk PO 143.000 Pcs, Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih selama 20 hari kerja. Proses ini ada di UD. Gamea sebagai proses terakhir yaitu proses membuat kantong dan body hanger yang terbuat dari plastic mika pvc. Dan ada juga proses pemasangan eyeled dan tali katun. Selama 20 hari kerja, Staff tersebut melakukan pengecekan sebanyak 8 kali. Sekali pengecekan staff quality tersebut membutuhkan biaya transportasi dalam hal ini BBM sebesar Rp.10.000 untuk sekali pengecekan.

No Nama Item Qty Harga Total

Biaya Transportasi 8 Rp 10,000 Rp 80,000

b. 4. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Di dalam proses pengerjaan hanger plossa regular melibatkan tenaga kerja divisi quality untuk memantau, mengawasi dan mengecek kualitas dan kelancaran produksi. Staff quality ini melakukan pengecekan sebanyak 8 kali dengan durasi pengeecekan selama 2 jam untuk sekali pengecekan. Sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja divisi Quality adalah Gaji Staff Quality = Rp.3.800.000 / Bulan

Gaji Perhari = Rp. 3.800.000 / 26 hari kerja = Rp. 146.153,84 (pembulatan dari Rp 146.154), Gaji Per jam= Rp 146.154 / 8 Jam kerja = Rp 18.269,70 (Pembulatan ke atas,Rp 18.269) Total biaya tenaga kerja tidak langsung yang terlibat di dalam proses pengerjaan hanger plossa regular adalah sebesar Rp 18.270 x 16 Jam = Rp. 292.320

Setelah biaya – biaya yang terlibat di dalam proses sudah diketahui selanjutnya adalah menghitung keseluruhan biaya tersebut

No Nama Item Total Biaya

Bahan Baku Langsung

Kertas Duplek 310 gsm

Biaya Cetak Mesin SM 52

Biaya Plate CTP

Biaya Pisau Pond dan Pond

Rp Rp Rp Rp

,758,8

,632,50

,000

,790,00

Biaya Overhead

Biaya Assemby Plastik dan karton

Biaya Transportasi

Biaya Pengiriman

Biaya TKTL

Rp Rp Rp Rp

,850,

,000

,400,00

,320

Total Harga Pokok Produk Rp 326,861,665

Berdasarkan data harga pokok produksi full costing, maka dapat dihitung harga pokok perlembar hanger plossa sebagai berikut: Rp.326.861.665: 143.000 lembar = Rp.2.285,70 atau pembulatan Rp.2.286. Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan menurut metode full costing, maka di bawah ini peneliti memberikan perbandingan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metode full costing dan ditemukan adanya perbedaan yang akan mempengaruhi harga jual atas produk dan laba perusahaan, antara lain pada perhitungan didapat harga pokok produksi menurut perusahaan sebesar Rp.2.259 / lembar sedangkan harga pokok produksi menurut full costing adalah sebesar Rp.2.286 / lembar atau terdapat selisih sebesar Rp.27 / Lembar.

Tabel Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut Perusahaan dengan Full Costing

No

Nama Item Perhitungan Harga Pokok Produksi

Menurut Perusahaan Menurut Full Costing

Bahan Baku Langsung

Kertas Duplek 310 gsm

Biaya Cetak Mesin SM 52

Biaya Plate CTP

Biaya Pisau Pond dan Pond

Rp 40,758,845 Rp 40,758,845

Rp 1,632,500 Rp 1,632,500

Rp 58,000 Rp 58,000

Rp 1,790,000 Rp 1,790,000

Biaya Overhead

Biaya Assemby Plastik dan karton

Biaya Transportasi

Biaya Pengiriman

Biaya TKTL

Rp 278,850,000 Rp 278,850,000

Rp 80,000

Rp 3,400,000

Rp 292,320

Total Harga Pokok Produk Rp 323,089,345 Rp 326,861,665

Selisih Harga Pokok Produksi Rp. 3,772,320

Harga Perlembar Produk Rp.2,259 Rp 2,286

Selisih Harga Pokok Produksi pelembar Rp.27

Selanjutnya peneliti memberikan deskripsi penentuan harga jual menurut perusahaan dengan metode penentuan cost plus pricing berdasarkan harga pokok produksi yang sudah di tentukan berdasarkan perhitungan menurut perusahaan yaitu sebesar Rp 2.259 / Lembar. Sedangkan harga Jual yang telah di sepakati oleh pihak Customer, dalam hal ini adalah PT. Sari Indah Enesis adalah sebesar Rp.3.445 / lembar, sehingga di dapati hasil penjualan tersebut adalah

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

HargaJualperusahaan 143,000 Rp 3,445 Rp 492.635.000

Harga Pokok Produksi 143,000 Rp 2,259 Rp 323.089.000

Laba Perusahaan Rp 169.598.000

Berdasarkan table tersebut diketahui laba dari penjualan hanger plossa regular sebesar Rp 169.598.000 dengan prosentase laba sebesar: Rp.169.598.000: Rp.323.089.000 x 100% = 52,5%, sedangkan bila penentuan harga jual berdasarkan pendekatan full costing sebesar Rp.2.286,- /lembar dan harga Jual yang telah di sepakati oleh pihak PT. Sari Indah Enesis adalah sebesar Rp.3.445 / lembar, diperoleh hasil penjualan sebagai berikut: harga jual menurut perusahaan -

No Nama Item Qty (Pcs) Harga Total

Harga Jual perusahaan 143,000 Rp 3,445 Rp 492,635,000

Harga Pokok Produksi 143,000 Rp 2,286 Rp 326.898.000

Laba Perusahaan Rp 165.737.000

Berdasarkan tabel tersebut di ketahui laba dari penjualan hanger plossa regular dengan pendekatan Full Costing adalah sebesar Rp 165.737.000 dengan prosentase laba sebesar Rp.165.737.000: 326.898.000 x 100% = 60.70%. Perbedaan laba yang diperoleh dari kedua cara perhitungan tersebut adalah diperoleh dari laba dari perhitungan menurut perusahaan – laba menurut pendekatan full costing = Rp. 169.598.000 – Rp.165.737.000 = Rp. Rp.3.861.000

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis pada CV. Graceful Grantika peneliti mengambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1) yang menjadi unsur-unsur dalam biaya produksi yang digunakan oleh CV. Graceful Grantika dalam mengerjakan hanger plossa regular milik PT. Sari Indah Enesis adalah, bahan baku langsung berupa Kertas Duplek 310 gsm, tenaga kerja langsung, tidak ada karena pekerjaan ini dilakukan oleh pihak Supplier, biaya overhead terdiri dari bahan baku tidak langsung yaitu Eyeled, tali katun, Plastik PVC, sedangkan di dalam metode full costing yang penulis jadikan perbandingan, terdapat beberapa biaya variable yang tidak dicatat dalam perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan yaitu, biaya Transportasi, biaya pengiriman dan biaya gaji staff quality, hal ini tentu mempengaruhi harga pokok produksi dan laba yang akan dicapai oleh perusahaan, 2) dalam menentukan besaran harga pokok produksi, CV. Graceful Grantika menggunakan metode Variabel Costing dimana penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan beberapa unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, sebagai pembandingnya penulis menggunakan metode Full Costing, 3) dalam penentuan harga pokok produksi dengan membandingkan perhitungan menurut perusahaan dan menurut pendekatan metode Full Costing dapat mempengaruhi harga pokok produksi. Dimana dalam perhitungan menurut perusahaan, harga pokok produksi untuk hanger plossa regular adalah sebesar Rp.2.259 / lembar sedangkan bila menggunakan pendekatan dengan metode Full Costing adalah sebesar Rp. 2.286 / lembar. Perbedaan ini dikarenakan adanya beberapa biaya yang tidak di catat di dalam perhitungan harga pokok produksi hanger plossa regular yaitu biaya pengiriman, biaya transportasi staff Quality yang dipergunakan untuk inspeksi berkala di supplier dan biaya gaji staff quality yang terlibat di dalam proses tersebut. Besaran perbedaan itu sebesar Rp. 27 / lembar atau total keseluruhan Rp 27 x 143.000 pcs = Rp3.810.000,- selisih ini tentu akan mengurangi laba yang di peroleh perusahaan

REFERENSI

Arifin, Zaenal, 2017, Metode Penulisan Ilmiah, Tangerang, PT. Pusataka Mandiri

Arifin, Zaenal, dkk, 2016, Bahasa Akademik Untuk Penulis Ilmiah, Tangerang, PT.Pustaka Mandiri

Emiten, Moderator, 2021, Perbedaan Full Costing dan Variabel Costing

Mulyadi, 2018, Akuntansi Biaya, Edisi 5 Cetakan Kelima Belas, Yogyakarta, UPP STIM YKPN Utami, Ai Annisaa dan Shareza, Dhona, 2019, Akuntansi Biaya, Jakarta,

Muzaki, Ahmad, 2021, Pengertian Harga Pokok Produksi Disertai Unsur, Rumus, dan Cara Perhitungannya

Subekti,Wibowo, 2020, Pengertian Harga Pokok Penjualan

Sugiyono, 2018, Metodologi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Penerbit Alfabeta

Unindra Press Hasanuh, Nanu, 2011, Akuntansi Dasar, Teori dan Praktik, Jakarta, Mitra Wacana Media

Downloads

Published

2023-02-23